Puluhan Rumah Sakit Kejar Target KBPP
KARAWANG - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Karawang, menggandeng 20 rumah sakit untuk optimalkan capaian target akseptor Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) di tahun 2022. Seperti diketahui, capaian akseptor KBPP di Karawang tahun 2021 tergolong sangat rendah. Dari target 40 persen akseptor, DPPKB Karawang hanya mencapai 10,99 persen dari total sasaran lebih dari 12 ribu akseptor. Kepala DPPKB Karawang, Sofiah melalui Kepala Bidang Pelayanan KB, Aep Saepudin menuturkan, peran rumah sakit di Karawang sangat penting dalam mensukseskan program KBPP ini. Namun, belajar dari pengalaman tahun 2021 yang capaiannya sangat rendah. Tahun 2022 ini, DPPKB Karawang akan membuat satu program terobosan agar capaian akseptor KBPP lebih optimal. "Kami bersama 20 Pengelola Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS) rencananya akan membuat standarisasi konseling KBPP, supaya tahun ini target 40 persen bisa tercapai," ungkap Aep, kepada KBE, Rabu, (13/4) di ruang kerjanya. Aep bilang, sesuai hasil rapat evaluasi program PKBRS tahun 2021 yang digelar di Kantor DPPKB Karawang. Ada sejumlah faktor yang membuat buruknya capaian KBPP di Karawang tahun lalu. Faktor-faktor tersebut diantaranya, pihak rumah sakit masih kesulitan mengarahkan calon akseptor untuk mau ikut program KBPP. Selain itu, belum adanya standarisasi konseling membuat pemahaman calon akseptor tentang program KBPP berbeda-beda. "Perbedaan cara konseling ini mempengaruhi keyakinan target akseptor untuk mau ber-KB pasca persalinan. Hal ini berdampak tidak meratanya capaian KBPP di tiap rumah sakit," jelasnya. Aep mengatakan, seharusnya masyarakat Karawang khususnya keluarga milenial tak perlu takut dan khawatir soal keamanan KBPP. Sebab, KBPP ini justru memiliki banyak keunggulan dari pada ber-KB setelah berbulan-bulan pasca melahirkan. "Keunggulan KBPP itu mencegah terlalu dekat jarak kehamilan yang akan datang, sehingga ibu bisa fokus mengurus anaknya. Kemudian, mencegah stunting juga, dan KBPP ini akan berdampak pada penurunan angka kematian ibu, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga karena jarak kelahiran anak yang teratur," paparnya. Program KBPP ini, lanjut Aep, sama saja dengan program KB pada umumnya. Tersedia beberapa jenis alat kontrasepsi mulai dati IUD, implan, suntik, kondom, pill hingga Metode Opersi Wanita (MOW) atau steril. "Bedanya, KBPP mulainya langsung setelah persalinan. Untuk kontrasepsinya menggunakan apa? Itu bisa dikonsultasikan dengan dokter dari rumah sakit tempat melahirkan," katanya. Untuk keamanan dan kenyamanan keluarga yang ingin mengikuti program KBPP ini, DPPKB Karawang pun menjelaskan kegunaan dan waktu terbaik untuk melakukan KBPP. Untuk alat kontrasepsi jenis IUD, bisa dilakukan pemasangan setelah 10 menit hingga 10 jam pasca melahirkan. Untuk pemasangan implan, suntik, dan penggunaan pil rata-tata setelah 6 minggu pasca persalinan. Sedangkan untuk MOW atau steril bisa dilakukan langsung setelah selesai persalinan caesar. Untuk persalinan normal, MOW baiknya dilakukan setelah 5 minggu persalinan. "Untuk keamanannya tidak perlu khawatir, setiap kegiatan pelaksanaan kontrasepsi petugas pasti melakukan screening, semua hal yg bisa mempengaruhi efek negatif akan diminimalisir," pungkasnya. (wyd/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: